Diperkosa Mimpi

Ini sudah hari kelima tanpa jeda. Masih dengan mimpi yang sama. Ini gila! Andi bangun dengan basah kuyup. Peluh membuatnya nampak seperti orang yang baru saja menyelesaikan target treadmill satu jam nonstop. Dari malam ketiga, mimpi itu terasa makin nyata. Dan barusan, adalah yang paling terasa. Dia sontak melompat ketika melihat jam yang bertengger ogah-ogahan […]

Read More Diperkosa Mimpi

Ajung-Ra

Aku menyengajakan diri untuk datang lebih awal, di tempat yang padahal aku sendiri yang menentukan. Bagaimanapun aku harus mengumpulkan keberanian untuk sesuatu yang sudah kuniatkan, tekad yang telah kubulatkan. Sebuah text muncul di ponselku. “Aku sudah di lampu merah dekat situ. 5 menit lagi sampai”. Maka aku memanggil seorang waiter. Memesan dua cangkir kopi dan […]

Read More Ajung-Ra

Empati, kemakan empet-i

Danu, Dedi, Dilham dan Darman sudah berkumpul di sudut langganan yang sudah jadi basecamp tak resmi mereka, di warung kopi langganan yang tak pernah terlalu ramai meski tak pernah benar-benar sepi. Darto terlihat baru saja memarkir motornya dan bersiap gabung dengan mereka. Dedi baru saja hendak membuka mulut sambil mengambil ponsel baru dari kantongnya ketika Darto […]

Read More Empati, kemakan empet-i

Gay Dating Site

Gue semacam capek dicurhatin temen yang kecewa karena aplikasi/situs gay dating. Dan gue capek berujung dengan (semacam) marahin mereka juga. Lo terlalu sering nonton Pretty Woman, conk! Atau Lo terlalu kebawa film Chori Chori Chupke Chupke! Kisah cinta ala Richard Gere dan Julia Robert di Pretty Woman (atau Pretty Zinta dan Salman Khan di Chori […]

Read More Gay Dating Site

Revealed

It felt like a thousand days they never been met when Aji opened the main door for Rian. Rian directly hugged Aji so tight, right after Aji closed the door. Kissed like they have no chance anymore to make it. From the lightest kiss, till the deepest one. Sensually embraced. Aji’s desire came up to […]

Read More Revealed

Langkah Akhir

Pernyataan dan pertanyaan sederhana, tapi terasa menamparku bolak-balik. Brengsek! Bukan pertanyaan semacam itu yang kuharapkan. Semudah itukah kau menyerah pada hubungan yang sudah kita bina? Pada sifatku yang ternyata memang kekanak-kanakkan. Iya, baru kusadari itu sepuluh menit yang lalu. Sepuluh menit yang membawa kami dalam keheningan yang memuakkan. Setengah dari diriku ingin mendekatinya, lalu mendaratkan […]

Read More Langkah Akhir

Langkah – 3

“Welcome home”, sambutku ketika dia membuka pintu. Berusaha tak mengindahkan ekspresi wajahnya yang menggambarkan perpaduan antara kaget dan bingung. “Eh….. kamu… bukannya…”, jawabnya, bahkan tanpa menjawab sambutanku. “Iya. Sepertinya penyelinapanmu kali ini gagal, ya?! Maafkan aku kalau begitu”, aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak menggunakan intonasi sinis dalam setiap kata-kata yang kuucapkan, karena memang aku […]

Read More Langkah – 3

Langkah – 2

Biasanya aku bangun karena aroma kopi yang dia hidangkan bahkan sebelum aku bangun. Tapi pagi ini aku dibangunkan oleh raungan anak kecil di luar sana. Aku yakin itu anak si ibu kost yang masih 5 tahun, merengek-rengek entah minta apa. Dia tak pulang, ternyata. Sampai jam 9 pagi, dia belum juga pulang. Tak biasanya dia […]

Read More Langkah – 2

Langkah

Ah… mati listrik tadi memang merepotkan. Aku yang seharusnya bisa pulang dari tadi, jadi harus menunggu listrik menyala agar rekapan pekerjaanku bisa disetorkan. Dikerjakan besok pagi? Ah, aku sangat tidak ingin beradu pendapat dengan bos yang lebih sering tidak mau tahu dengan alasan dari karyawannya. Kelar merapikan laporan singkat hasil kerja 1 shift, uang juga […]

Read More Langkah

Tapal Batas

“Andi, kalau memang tidak ada yang sangat urgent untuk dikerjakan, kurangi jam lembur, ya”, tegur Pak Herman, kepala HRD yang lewat ruangan kantorku ketika hendak pulang. “Tenang, Pak. Kelebihan waktu kerja yang saya jalani tidak saya masukkan di jam kerja, koq. Saya juga sudah absen pulang, 2 jam yang lalu”, jawabku, berusaha sekuat tenaga agar […]

Read More Tapal Batas